Dalam bab ini kami akan memberikan suatu pemandangan singkat tentang teori dunia ilmupengetahuan Barat tentang gerak kerdja organ pernapasan dan peranan pernapasan itu dalam badan manusia.
Dalam bab berikutnja kamipun akan membentangkan teoriª dan kenjataan jang selalu ada dalam mazhab filsafat Timur.
Sudah sewadjarnja disini kami menguraikan gambaran umum tentang organ pernapasan.
Organ pernapasan terdiri dari paru² dan tabung2-udara jang menudju ke paru² itu. Ada dua paru2, jang dilingkupi oleh selaputdada dan tempatnja dalam ruang-dada dikedua sisi tulangpunggung, satu sama lain dipisahkan oleh djantung, pembuluh darah besar dan batang tenggorok (luchtpijp, trachea).
Paru ini adalah suatu benda mirip dengan spons dan berlobang-renik (poreus) dan selanja sangat kenjal (elastis). Paru² diliputi oleh kantong sangat halus tapi kuat, jang terkenal dengan nama selaput-dada (borst-vlies, pleura), dimana satu sisinja menempel pada paru2, dan sisi lainnja menempel pada bagian dalam rongga-dada. Ini mengeluarkan zat-tjair, jang memungkinkan gesekan permukaan sisi2 itu lantjar dan litjin.
Tabung2 udara terdiri dari bagian-dalam hidung, ruang-kerongkongan (keelholte, pharynx), pangkaltenggorok (strottenhoofd, larynx), batangtenggorok dan tjabang2 batangtenggorok.
Kita menghirup udara melalui hidung, dimana udara itu dihangatkan karena bersentuhan dengan selaput-lendir (slijmvlies, membrane), jang banjak mengandung darah. Setelah melalui ruangtenggorok, masuklah udara itu kedalam trachea atau batangtenggorok, jang ber-tjabang² dalam berbagai terusan (kanaal, canal)
terkenal dengan nama bronchi, dan bronchi ini meluas keluar berupa sel2 ketjil berdjuta-djuta banjaknja dan merupakan paru².
Menurut seorang sardjana, sel²-udara paru², djika ditebarkan diatas bidang jang rata, akan memenuhi ruang luasnja 1200 M².
Udara memasuki paru2, a.l. karena kegiatan (gerak) sekatronggadada (middenrif), suatu otot rata jang kuat dan mirip dan sepotong kertas, jang memisahkan ruang-dada dari ruangperut. Kerdja sekat-ronggadada ini boleh dikata otomatis seperti djantung, meskipun ia bisa dikuasai oleh kemauan. 32
Djika mengkerut, ruang-dada mendjadi besar dan udara mengalir masuk kedalam paru². Djika melebar, ruang-dada mengetjil, dan udara mengalir keluar dari paru².
Sebelum kita memeriksa apa jang terdjadi pada udara dalam paru², marilah kita memeriksa lebih dulu peredaran darah.
Sebagaimana kita maklum, darah didorong oleh djantung melalui urat-nadi masuk kedalam pembuluh² rambut (haarvaten, capillaries), dan dengan demikian mentjapai setiap bagian tubuh jang dibangkitkan, diberinja makan dan diperkuat. Kemudian dari pembuluh² rambut darah itu melalui djalan lain, melalui tatanadi (aderlijk stelsel), ke djantung, darimana ia menudju ke paru².
Darah mulai perdjalanannja melalui urat-nadi, warnanja merah-tjerah penuh dengan sifat2 serba menghidupkan, lalu kembali melalui pembuluh-darah, warnanja ke-biru²an dan lambat djalannja, penuh dengan bahan² jang tak terpakai. Ia keluar seperti air segar dari pegunungan dan datang kembali seperti air-got.
Darah jang kotor ini masuk kedalam ruang-djantung (hartboezem) kanan. Djika ini terisi, ia mengkerut dan menekan aliran darah melalui lobang dalam bilik-djantung (hartkamer) kanan, jang ganti mendorong darah djuta2 pembuluh2-rambut dan paru², jang terdiri a.l. dari berjang bersentuhan dengan udara dalam sel²-paru².
Marilah kita kembali mengikuti bekerdjanja paru².
Manusia menarik napas dan zat-asam dari udara berhubung dengan darah kotor melalui dinding2 sel²-paru². Dinding2 ini tjukup tebalnja untuk menahan darah, akan tetapi tjukup berlobangrenik (poreus) untuk meloloskan zat-asam.
Apabila zat-asam bersentuhan dengan darah, terdjadilah sematjam pembakaran, darah mengambil zat-asam dan membebaskan gas zat-arang jang terdjadi dari bahan²-ampas dan bahan² beratjun jang dikumpulkan dari semua bagian badan oleh darah. Darah jang dimurnikan dan diisi dengan zat-asam dialihkan kembali ke djantung, warnanja mendjadi merah dan tjerah lagi, penuh dengan sifat2 jang serba menghidupkan. Setelah mentjapai ruang-djantung kiri, maka darah ini dipompa kedalam bilik-djantung kiri, jang kemudian ganti didorong, melalui urat-nadi terus pergi kesemua bagian badan membawa zat2 jang menghidupkan dan menjegarkan.
Dalam satu hari (24 djam) kira2 20.000 liter darah mengalir melalui pembuluh2-rambut paru2, sedangkan butir2-darah satu demi satu bersama kedua sisi jang rata dipengaruhi oleh zat-asam dalam udara.
Djika kita memeriksa bagian2 ketjil proses ini, kita akan sangat kagum menjaksikan kearifan dan ketjakapan Alam jang tiada taranja.
Kalau udara segar itu tidak memasuki paru2 dalam djumlah jang tjukup, darah jang kotor tak bisa dibersihkan. Dengan demikian, tidak sadja badan tak mendapat makan, akan tetapi djuga bahan2-ampas, jang seharusnja dibinasakan, dimasukkan kembali kedalam peredaran-darah dan akan meratjuni badan. Inipun terdjadi dengan udara kotor, meskipun tak begitu keras. Kita maklum, bahwa kalau kita tak menghirup tjukup banjak udara, kerdja dan gerak darah tak akan berlangsung sebaikanja. Badan dengan demikian tak mendapat tjukup makanan, timbullah penjakit2, dan kesehatanpun terganggu. Darah orang jang kurang bernapas,
warnanja kebiru2an, tidak semerah dan setjerah darah urat-nadi jang murni. Wadjah mendjadi putjat. Bernapas tjukup dan peredaran darah lantjar memberi warna merah dan segar kepada wadjah seseorang. Kalau kita pikir sedjenak, djelaslah betapa penting pernapasan jang tepat dan djitu.
Apabila darah dalam paru² tjukup berisi udara, tidak sadja kekotoran² itu lenjap dan gas zat-arangnja dienjahkan, akan tetapi djuga diserap pula jang kemudian membawanja keberbagai bagian badan, jang diperlukan untuk kelantjaran pekerdjaan. Apabila zat-asam mengenai udara, bertjampurlah dia dengan butir² darah jang mengandung besi (merah), kemudian meneruskan perjalanannja ke semua sel² dan djaringan², otot, dan organ2, memberinja tenaga dan kekuatan, mengganti sel2 jang sudah usang dan djaringan² dengan bahan² baru. Darah urat-nadi jang tjukup kena udara, mengandung kira² 25 persen zat-asam bebas.
Tidak sadja setiap bagian-badan mendapat dajahajati (prana) oleh zat-asam, akan tetapi pentjernaan-makananpun untuk sebagian terbesar tergantung kepada penjerahan zat-asam dalam makanan dan ini hanja ditjapai, kalau zat-asam dalam darah menjentuh makanan sehingga terdjadi pembakaran tertentu. Untuk ini diperlukan persediaan zat-asam oleh paru². Itulah sebabnja, maka paru² lemah sering dibarengi oleh pentjernaan jang buruk. Untuk memahami arti kenjataan ini hendaknja orang ingat, bahwa seluruh badan diempani oleh makanan jang sudah ditjerna, jang berarti pentjernaan jang kurang tjukup berarti badan jang kurang-makan. Djuga paru2 sendiri tergantung kepada sumber untuk dapat makanannja, dan djika oleh pernapasan jang tidak-tjukup pengolahan makanan terganggu dan paru2 mendjadi lemah, paru² itu akan kurang lajak kerdjanja, sehingga badanpun mangkin lemah. Setiap makanan betapapun sedikitnja, setiap tjeguk minuman, harus mengandung zat-asam, sebelum bisa diberikan dan diserap oleh badan, dan sebelum bahan2-ampasnja bisa dienjahkan. Kekurangan zat-asam berarti kekurangan makanan, berarti kurangnja bahan²
ampas jang dienjahkan, sehingga kesehatan mendjadi merosot. Sesungguhnjalah: ,,Bernapas = Hidup.”
Pembakaran, jang disebabkan oleh pengolahan makanan, perobahan mendjadi bahan²-ampas menimbulkan panas, dan oleh karenanja suhu-badan tetap terpelihara. Orang2 jang mahir bernapas tak mudah masuk-angin atau pilek dan biasanja mereka mempunjai tjukup darah, sehingga memungkinkan mereka bertahan terhadap perobahan²-suhu hawa dan tjuatja.
Selain itu, kerdja pernapasan memperbaiki perkembangan organ² dan otot² dalaman. Tjiri ini sering dilupakan oleh penulis² Barat, akan tetapi sangat diperhatikan oleh para Yogi..
Pada pernapasan jang kurang-sempurna dan kurang-dalam hanja sebagian sel2-paru² digerakkan dan kebanjakan kesanggupan² paru² itu lenjap, sedangkan badan menderita karena kekurangan zat-asam. Binatang2 rendah bernapas wadjar dalam keadaan bebas, demikian pula halnja dengan manusia alam. Tjara hidup abnormal jang digunakan oleh manusia jang ,,beradab” telah membuat kita tak bisa bernapas setjara normal, sehingga terdjadi banjak hal² jang tidak sehat. Keselamatan djasmani manusia bisa diharapkan dari sikap dan tindakan :
Kembali ke Alam”.