Seputar spiritual, meditasi dan Reiki
Seputar spiritual, meditasi dan Reiki

Call us:+62 081 6533 777

Napas adalah kehidupan

Hidup ini tergantung kepada Pernapasan. “Napas adalah Hidup.”

Bagaimanapun Barat dan Timur berbeda dalam menggunakan istilah, namun mereka tentu sependapat mengenai dasar²nja jang asasi.

Bernapas itu hidup, dan tanpa napas tak ada kehidupan. Tak sadja binatang dan manusia harus bernapas supaja tetap hidup dan sehat, akan tetapi djuga bentuk2 kehidupan jang rendah, harus bernapas supaja tetap hidup, bahkan kehidupan tumbuh²anpun tergantung kepada udara.

Baji jang baru lahir bernapas dalam², menahannja selama waktu jang tjukup lama, kemudian mengeluarkan napas pandjang, sambil mendjerit keras². Dan, mulailah ia hidup.

Orang tua mengeluarkan suara-sedu ririh, berhenti bernapas, dan berhenti pula hidup. Dari napas permulaan seorang baji hingga sedu-terachir seorang tua, merupakan riwajat pandjang bernapas terus-menerus. Kehidupan ini adalah semata-mata serentetan bernapas.

Bernapas adalah faktor terpenting dari semua gerak dan kerdja badan manusia, karena sesungguhnjalah semua gerak dan kerdja tergantung daripadanja. Manusia bisa hidup beberapa hari tanpa makan dan minum, akan tetapi hanja bisa hidup beberapa menit sadja tanpa bernapas.

Tidak sadja manusia itu tergantung sepenuhnja dari napas untuk hidup, akan tetapi kesehatannja tergantung kepada tjara bernapas jang djitu. Menguasai pernapasan setjara bidjaksana. akan mempertinggi daja-tahan kita. Sebaliknja, bernapas setjara kurang-bidjaksana dan ngawur memperpendek umur kita, karena daja-hidup kita mendjadi kurang dan membuat kita mudah dihinggapi penjakit.

Manusia alam tak memerlukan latihan atau adjaran bernapas. Bagaikan binatang rendah dan anak², ia bernapas menurut instink (naluri), akan tetapi peradaban” telah merobah tjara bernapas jang wadjar ini, seperti pula halnja dengan segi2 kehidupan lain. Ia menggunakan metode dan sikap jang salah pada waktu berdjalan, berdiri dan duduk sehingga tjara bernapasnjapun tidak betul lagi. ,,Peradaban” telah dibeli dengan harga jang terlalu mahal. Sekarangpun tjara bernapas orang biadab” normal dan baik, kalau ia tak ketularan kebiasaan manusia jang ,,beradab”.

Presentase manusia beradab jang bernapas setjara djitu dan tepat sangat sedikit, sehingga rongga-badannja sempit, bahunja bongkok dan organ pernapasannjapun sakit. TBC merupakan momok dalam dunia jang beradab.

Sardjana masjhur menetapkan bahwa satu generasi terdiri dari orang2 jang bernapas tepat dan baik akan merobah keadaan seluruh djenisbangsa (ras), sehingga penjakit akan sangat djarang dan dianggap sebagai hal jang luarbiasa. Dilihat dari sudut Barat atau Timur, hubungan antara tjara bernapas jang tepat dan kesehatan adalah djelas.

Adjaran Barat menundjukkan, bahwa bernapas jang djitu sangat penting bagi kesehatan djasmani. Guru² Timur tak sadja membenarkan kenjataan ini, akan tetapi merekapun mengatakan bahwa dengan memahami dengan djitu ,,Ilmu Pernapasan” tak sadja orang mendapat keuntungan² djasmani, akan tetapi djuga daja²-rohani berupa kebahagiaan, penguasaan diri, clairvoyance, kesusilaan tinggi, bahkan pertumbuhan rohani.

Mazhab Filsafat Timur semuanja berdasarkan ilmupengetahuan ini, dan apabila bangsa2 didunia memahami, dan mempraktekkannja, maka tak akan sedikit akibat nja…Teori” jang dipraktekkan akan mendatangkan hasil jang sepadan.

Buku ini akan membahas ,,Ilmu Pernapasan” atau Pranayama, tak sadja jang sesuai dengan pendapat ilmuketabiban Barat, akan tetapi djuga jang tak bertentangan dengan ilmukebatinan Timur. Bukan sadja buku ini menundjukkan djalan kearah kesehatan djasmani dengan ,,bernapas dalam”, akan teapi djuga membahas hal² lain jang ada sangkutpautnja dengan pernapasan, dan bagian2 jang lebih mendalam mengenai pernapasan pada umumnja. Ditundjukkan misalnja, bagaimana seorang Yogi Hindu menguasai badannja, memperkaja dan memperkuat daja pikirannja dan memperkembangkan segi rohani manusia dengan mendjalankan Pranayama.

Yogi melakukan latihan2, sehingga ia bisa menguasai badan djasmaninja, dan sanggup pula mengisi setiap organ dengan arus Prana (tenaga hajati), sehingga organ² itu mendjadi kuat dan bertenaga.

Ia tahu tentang segala soal jang bersangkutan dengan pengaruh pernapasan pada kesehatan badan, akan tetapi iapun tahu bahwa udara itu mengandung zat2 lain ketjuali zat-asam, zat-air dan zat-lemas, dan bahwa darah menjerap pula zat2 lain ketjuali zat-asam semata-mata. Ia tahu makna ,,Prana”. Ia tahu betul² perihal hukum2 alam dan bagaimana tjaranja mempraktekkan asas ,,Prana” (dajahajati) ini. Ia tahu benar² tentang pengaruhnja kepada badan dan djiwa manusia. Ia tahu, bahwa manusia dengan bernapas menurut irama jang tepat bisa menjesuaikan diri dengan alam, dan bisa membantu memperkembangkan bakat²nja jang terpendam. Ia tahu, bahwa ia dengan menguasai pernapasan bisa menjembuhkan tidak sadja dirinja sendiri, kalau sakit, akan tetapi djuga orang2 lain, dan disamping itu sekaligus bisa mengenjahkan : ketjemasan, ketakutan dan rasaperasaan jang rendah².

Inilah jang dimaksudkan dengan buku ini. Dalam beberapa bab2 jang pendek, kami ingin memberikan keterangan jang singkat tapi djelas, dan mudah²an para pembatja timbul perhatian terhadap nilai Ilmupengetahuan Bernapas para Yogi.

Kategori