Saya suka bermain gim, terutama gim strategi, seperti catur. Bagi saya, catur adalah gim yang bisa saya mainkan sampai mati, karena tidak memerlukan banyak refleks otot seperti gim video modern lainnya. Ya, refleks otot seperti melompat atau menembak. Anak-anak saya sering meminta saya bermain gim tembak-menembak seperti PUBG atau Roblox yang terlalu banyak melompat atau menembak. Lalu saya bilang, “Saya sudah terlalu tua untuk itu.” Sekarang, itu terlalu melelahkan bagi saya.

Gim zaman sekarang mengharuskan kita mengeluarkan lebih banyak energi dan konsentrasi untuk menang. Saya sering berpikir bahwa gim ini semakin rumit. Alur ceritanya juga lebih dalam. Dulu, gim hanya sekadar meletakkan balok warna yang sama seperti tetris atau sekadar membantu sang putri keluar dari penculik di Mario lama sudah lama berlalu.

Di beberapa gim, saya perhatikan mereka menggabungkan jaringan gim multipemain, mengembangkan karakter dengan membeli aksesori yang melibatkan uang sungguhan. Jika Anda salah mengembangkannya, Anda bisa kalah dalam gim.

Gim adalah cara untuk menyalurkan keinginan saya untuk bersaing dan menjadi lebih baik dari orang lain. Dalam kehidupan nyata, kita mungkin pecundang dalam permainan kehidupan, tetapi dalam permainan kita bisa mendapatkan sebagian harga diri yang hilang dalam kehidupan nyata. Itulah sebabnya memenangkan permainan adalah cara untuk melarikan diri dari kenyataan.

Ketika kita kalah dalam permainan, rasanya sangat pahit sehingga kita ingin mencoba lagi dan lagi sampai kita bisa mendapatkan cara untuk mengatasi masalah atau bos terakhir. Tidak peduli seberapa sulit permainannya, jika kita menghabiskan sebagian waktu kita yang berharga untuk itu, kita akhirnya akan mampu mengatasinya, setidaknya jika pengembang permainan membuat bos yang mustahil dikalahkan, kita bisa menghancurkan permainan itu hingga ke dinding. Namun, dengan melakukan itu, Anda akan kehilangan sejumlah uang, meskipun Anda bisa merasa sangat lega.

Saya pikir pengembang permainan mencoba mengikat kita dalam permainan mereka, agar kita tidak bisa bangun dan memikirkan hal-hal lain. Mereka hanya ingin kita kecanduan permainan mereka.

Kehilangan sesuatu itu pahit, saya tahu itu, tetapi menang dalam hal apa pun dapat membuat kita lebih pusing karena masalah yang kita abaikan demi menang, semakin menumpuk.

Dalam kehidupan sehari-hari, di luar dunia game, memiliki mentalitas pemenang adalah suatu keharusan. Namun, kita perlu dengan bijak memilih area kehidupan mana yang perlu kita menangkan. Jika tidak, hal itu akan memberi kita lebih banyak masalah daripada kehilangannya.

Misalnya, memenangkan pertengkaran dengan teman kita memang menyenangkan, tetapi jika hal itu menjauhkan kita darinya pada akhirnya, mungkin membuat kekalahan tampak lebih menarik.