Tenaga magnetis atau getaran magnetis adalah suatu tenaga-sjaraf.
Agak suka memahami hal ini, dan oleh karena itu harus direnungkan baik-baik. Disini dikemukakan dua pengertian, jang tersimpul dalam pertanjaan-pertanjaan beriku: Apakah tenaga itu dalam hubungan ini? Bagaimana tjara bekerdjanja sjaraf?
Kita akan mendjawab kedua pertanjaan ini setjara singkat sadja dan hendkanja djawaban-djawaban ini dibatja dan diteliti baik-baik, supaja kemudian meresap ke dalam pikiran anda.
Tenaga magnetis adalah suatu arus positif dan negative kang sebagaimana halnja dengan listerik di salurkan melalui “kawat”. Dalam hal ini jang bertugas sebagai kawat adalah sjaraf. Arus ini titik pursatnja ada dalam otak dan sumsum-belakang, dan melalui sjaraf mengarlir kesemua titik-titik diseluruh badan. Apakah djadinja sjaraf-sjaraf itu, djika taka da arus ii. Sjaraf ini tentunja taka akn bisa mendjalankan tugasnja. Bukankah anda pun tak bisa menelpon melalui kawat jang tak ada arus listeriknja. Arus literik mengirimkan kata-kata melalaui kawat. Demikian pulaarus magnetis mengirimkan semua berita-berita perintah-perintah, rangsang-rangsang, dll. Melalui sjaraf-sjaraf it uke otak dan sumsum belakang, jang berhubungan langsung dengan otak. Dalam otak getaran-getaran ini mendjelma mendjadi pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan dan disanapun berkembang getaran jang melalui sjaraf-sjaraf dikirimkan keberbagai bagian badan. Pikiran-pikiran dan perasaan-perasaaan dengan demikian berhubungan erat tak terpisahkan, dengan getaran-getaran itu.
Dari otak itu keluar dua belas pasan sjaraf jang mentjatat pengamat-pengamatan(lima pasang) ,melakukan gerak-gerak spier pada kepala dan leher (enam pasang) dan mengatur pekerdjaan djantung da, paru-paru dan perut(apa yang dinamakan sjaraf-sjaraf kelana). Sjaraf-sjaraf lainnja berpangkal pada sumsum-belakang atau berhubungan erat dengannja. Sumsum belakang bisa dianggap sebagai setasion depan otak, dimana banjak soal-soal jang diselesaikan tanpa tjampur tangan otak. Melalui sumsum-belakang ada pula seuntai benang-benang dan titi-titik sjaraf, jang erat berhubungan dengan sumsum-belakang dan otak, dan dari untaian benang sjaraf ini mendjalar benang-benang ke alat-alat pentjernaan, alat-alat pernafasan dan bagian-bagian dari peredaran-darah( untaian sjaraf simpatis)
Dari keterangan-keterangan pendek ini djelaslah, bahwa semua bagian-badan dikuasai sepenuhnja, bahkan diberi makan dan dibangunkan oleh sjaraf. Tjontoh berikut akan mendjelaskan keterangan ini. Tiap-tiap pembuluh-darah diiringi oleh suatu sjaraf, jang mengatur kerdja pemmbuluh-darah itu. Djika sjaraf ini diputuskan, pembuluh-darah mati. Oleh karena itu dapatlah dikatakan, bahwa badan kita samasekali tergantung kepada arus jang melalui sjaraf-sjaraf mendjadi alat jang hidup. Kerdja sjaraf itu hendaknja djangan dianggap sederhana sadja, dan djanga pula dikira, bahwa dengan memasukan banjak arus magnetis, semua gangguan-gangguan dan pengaruh-pengaruh buruk akan lenjap! Soalnja tak semudah itu.. Setiap sjaraf mempunjai tugas sendiri dan djuga mempunjai sedikit akal(pikiran) jakni untuk menerima dan mengirimkan rangsang-rangsang. Selain dairpada itu, sjaraf-sjaraf itu mempunjai kadar arus sendiri jang diawasi dan dikuasai oleh sumsum-belakag, otak dan untaian sjaraf simpatis(nervus syaticum). Djika ini diganggu atau ada tjanmpur tangan dari luar, sudah tentu akibatnja kurang baik. Adapun jang mungkin dan biasa dilakukan ialah mengawasi baik-baik dan menguasai banjak kedja-kerdja sjaraf oleh akal(pikiran) kita, jang selama ini terdjadi diluar kesadaran dalam sumsum-belakang dan uantaian sjaraf.
Disini kita mengemukakan pegertian bau: Akal(pikiran) jang mendjadi pusat pikiran-pikiran sadar.
Pikiran-pikiran sadar ini tak banjak pengaruhnja terhadap badan kita. Apabila kita berpikir:” Saja mengangkat tangan”, maka tak akan tedjadi apa -apa, karena pikiran=pikiran sadar itu sadja taka da pengaruhnja terhadapa pikiran sadar tangan tangan. Kita harus memutar sakelar dalam otak kita, sehingga mengalirlah arus ke tangan melaului sumsum-belakang jang tak sadar.
Menurut teori ini mungkilah menggerakan bad akita, tanpa ikut sertanja akan dan pikiran-pikiran jang sadar. Dan memang demikianlah adanja.
Dengan mengalirkan arus listerik jang lemah kedalam sjaraf-sajaraf lengan orang mati, maka lengan tersebut bisa bergerak. Seorang dokter memotong kepala kelintji dan asal belum kehabisan darah, kelintji itu akan melompat-lompat berkeliling dalam kamar. Demikian pula ajam jang kepalanya sudah dipotong masih bisa berdjalan. Ini membuktikan bahwa meskipun otak bisa menggerakan sjaraf-sjaraf kita, aka tetapai Sebagian besar sjaraf-sajaraf itu bisa bekerdja terus diluar kesadaran, dibawah kekuasaan stasion-depannja: sumsum-belakang.
Kita madju sleangkah lagi dan mengatakan: kebanjakan perbuatan-perbuatan terjdadi setjara tak sadar dan banjak pikiran-pikiran kita “lenjap” masuk ke dalam bawah-sadar.
Suatu tjontoh akan mendjelaskan hal ini.
Seorang jang tidur-djalan pada suatu malam menginggalakan randjangnja dan pergi keruang-dalam, dimana ia melakukan berbagai pekerdjaan. Esok harinja ia keheran-herangan menemukan pekerdjaaanja sudah selesai rapi, tapan inga tapa jang telah terdjadi. Orang itu memang tak sadar samasekali. Ia tidur. Sjaraf-sjaraf dan pusat-sjaraf tak sadarlah jang bekerdja dan setjara mekanis orang itu melakukan sesuatu pekerdjaan berdasarkan pikrian-pikirann jang sudah masuk kedalam bawah-sadar.
Dua orang dokter telah mengadakan penjelidikan jang mendalam terhadap somnambulist(sitidur djanaln) Negretti, jang bekerdja sebagai kepala dapur Pangeran Luigi Sale. Orang itu duduk diatas kursi, lalu tidur. Setelah lewat seperempat djam ia berdiri dengan mata tertutup dan mulailah ia bedjalan. Lampu jang didekatkan pada matanja tak dilihatnja. Iapun tak mendengar suara keras jang memanggil namanja. Ia baru bisa dibangunkan , ketiakmukanja disiran air dingin. Dalam tidurnja, Negretti melakukan banjak hal-hal setjara otomatis. Ia menjiapkan gelas-gelas, menggerakkan tangannja seolah-olah mejalakan lampu, metjuji botol-botol. Mengisinja dengan air, dll.
Bawha gerak-gerik ini tedjadi dalam keadaan tidur, membuktikan bahwa banjak pekerdjaan-pekerdjaan sehari-hari terdjadi setengah sadar dan setengah tak sadar, sedangkan pekerdjaan-pekerdjaan jang kita laukan dikuasai dan dikendalikan oleh bawah sadar kita.
Dari penjelidikan-penjelidikan dan pengamatan-pengamatan ternjata bahwa bawah-sadar bekedjanja lebih tjermat dan jitu daripada akal. Seorang tidur-dajalan bedjalan dengan enak diatas atap geredja jang tingginja berpuluh-puluh meter.Djika salah-langka ia akan djatuh ke bawah dan pasti mati. Akan tetapu ia tidak salah-melangkah, dan berdjalan tenang-tenteram menudju keudjung atap. Apabila setelah bangun ia diberitahu betapa ia melakukan akrobatik jang sungguh berbahaja, makai ta tak akan mempertjajainja. Malahan ia mendjadi tjemas dan takut sendiri mengingat apa jang sesungguhnja telah dilakukannja selama ia tidur.
Tjontok lain. Apabila orang beladjar naik sepeda, ia berusaha sebaik-baiknja untuk menguasai segal gerak-gerik badannja dengan akalnja. Ia bertekad dan berusaha sekeras-kerasnja untuk tidak menabrak tiang lampu jang ada dipinggir djalan. Akan tetapi, sematjam tenaga gaib djusteru menariknja kearah tiang-lampu itu, sehingga terdjadi tabrakan. Apabila pengendara sepeda itu sudah agak tertampil dengan gerak-gerik badannja dalam mengendarai sepeda, maka perbuatan-perbuatannja itu masuk kedalam bawah-sadar, dimana gerak-gerik itu dilakukan dengan seksama teliti dan djitu.
Mengendarai sepeda dilakuan dengan tak sadari.