Seputar spiritual, meditasi dan Reiki
Seputar spiritual, meditasi dan Reiki

Call us:+62 081 6533 777

Pernapasan hidung dan mulut

Salah satu adjaran ilmupengetahuan Yogi perihal pernapasan ialah bernapas melalui hidung dan melenjapkan kebiasaan bernapas melalui mulut.

Mekanisme-pernapasan manusia adalah sedemikian musjkilnja, sehingga ia bisa bernapas melalui hidung dan melalui mulut. Siapa bernapas melalui hidung akan sehat, tapi siapa bernapas melalui mulut mendjadi lemah dan kurang-sehat. Adalah suatu hal jang djelas sekali, bahwa kami mengandjurkan supaja pembatja bernapas melalui hidung, akan tetapi, sajang, banjak sekali orang tak mengetahui hal ini, djuga diantara kebanjakan orang jang beradab sekalipun.

Banjak penjakit² jang menghinggapi orang² ,,beradab” tak usah di-ragukan lagi disebabkan karena bernapas melalui mulut. Anak² jang bernapas setjara ini, kesehatannja merosot, dan kelak akan dihinggapi oleh berbagai penjakit.

Ibu2 dikalangan bangsa primitif ternjata lebih bidjaksana. Rupa²nja mereka itu tahu sendiri, bahwa lobang hidung adalah jang seharusnja dilalui oleh udara jang menudju ke paru², dan mereka mengadjarkan kepada baji2 mereka untuk merapatkan bibirnja, supaja bernapas melalui hidung. Djika tidur, anak mereka diletakkan dalam sikap meniarap, dimana setjara otomatis bibirnja tertutup, sehingga terdjadilah pernapasan melalui hidung. Seandai ibu² kita jang beradab melakukan kebiasaan ini pula, nistjaja hal ini akan menambah kesehatan bangsa dan masjarakat.

Banjak sekali penjakit2 menular menghinggapi manusia, sematamata karena ia kebiasaan bernapas melalui mulut, dan banjak sekali masuk-angin atau pilek disebabkan karena kebiasaan bernapas melalui mulut. Ada orang2 jang pada siang hari menutup mulutnja, malamnja tidur dengan mulut terbuka, dan dengan demikian mudah kena penjakit. Penjelidikan ilmiah jang seksama menundjukkan, bahwa serdadu dan klasi2, jang tidur dengan mulut terbuka, lebih banjak dihinggapi oleh penjakit2 menular daripada mereka jang tidur dengan mulut tertutup. Selama wabahtjatjar jang bertjabul dalam kapal-perang disuatu pelabuhan, maka kematian terdjadi diantara kelasi atau pelaut”, jang bernapas melalui mulut. dan tiada satupun jang mati diantara orang jang bernapas melalui hidung.

Organ pernapasan mempunjai alat2-pelindung chusus, sematjam saringan, jang menahan masuknja debu. Djika orang bernapas melalui mulut, maka dari mulut hingga paru2 tiada apa² jang -menahan debu² dan kotoran itu. Selain itu, bernapas melalui mulut memasukkan udara dingin kedalam paru2, dan ini pengaruhnja kurang baik. Radang pada organ²-pernapasan biasanja disebabkan bernapas melalui mulut, karena masuknja udara dingin. Siapa jang pada malam hari bernapas melalui mulut, waktu bangun selalu ada perasaan kura enak dimulutn dan tenggorokannjapun kering. Ia melanggar salah suatu hukum alam, sehingga mudah diserang penjakit².

Lobang2 hidung merupakan terusan sempit berliku-liku, penuh dengan rambut2 berdiri tegak, jang merupakan saringan untuk membersihkan udara dari kotoran², jang kemudian dihembuskan keluar.

Tak ada binatang, ketjuali manusia, tidur dengan mulut terbuka atau bernapas melalui mulut dan ternjata, bahwa hanja manusia jang beradab sadjalah, jang dengan setjara kasar melanggar undang2 alam, padahal bangsa² primitif pada umumnja tjara bernapasnja baik sekali. Barangkali manusia beradab mempunjai kebiasaan jang tidak-wadjar ini, karena pada umumnja kebiasaan². njapun tidak wadjar, chusus disebabkan kebudajaannja jang mangkin halus, akan tetapi jang djuga mangkin memperlemah. Tidak sadja lobang² hidung ini ternjata banjak gunanja karena menahan kotoran, akan tetapi merekapun menghangatkan udara jang masuk.

Lobang-hidung jang pandjang dan ber-liku2 itu dilapis dengan selaput-lendir, jang djika menjentuh udara, maka udara itu mendjadi sedemikian hangat, sehingga organ2 jang halus dikerongkongan dan paru2 tidak terganggu olehnja.

Perkakas (alat) penjaring dan pembersih dalam hidung ini, mengakibatkan udara itu baik sekali untuk dihirup oleh paru2. Udara harus disaring dulu sebelum bisa digunakan oleh organ jang demikian halusnja. Apabila kotoran² me-numpuk² terlalu tjepat, atau berhasil memasuki daerah² jang terlarang, alam datang melindungi kita, karena kita lalu berbangkis, dan dihempaskanlah kotoran2 itu dari hidung.

Akibat lain dari bernapas melalui mulut ialah, bahwa lobang2hidung jang kurang dipergunakan tertutup lalu mendjadi kotor, sehingga mudah kena penjakit. Seperti halnja djalan² jang ditinggalkan lekas tertutup oleh rumput-djahat dan kekotoran, maka lobang2-hidung jang tidak dipergunakan terisi dengan debu.

Siapa biasa bernapas melalui hidung, tak lekas diganggu oleh lobang-hidungnja jang tertutup. Demi kepentingan mereka jang ada tjenderung bernapas melalui mulut dan jang ingin bernapas dengan tjara jang wadjar dan djitu, baik djuga kami memberitahukan disini, tjaranja membersihkan lobang2-hidungnja.

Suatu tjara Timur jang terkenal ialah menghirup air kedalam hidung, dan membiarkannja mengalir melalui lobang-hidung kedalam tenggorokan, jang kemudian dikeluarkan melalui mulut. Ada beberapa Yogi Hindu menjelupkan mukanja kedalam ember berisi air, lalu menghirup air melalui lobang-hidungnja, akan tetapi tjara ini memerlukan latihan, sedangkan hasilnja sama sadja dengan metode jang tersebut duluan.

Suatu tjara lain jang baik ialah membuka djendela, kemudian menghirup udara se-bebas²nja, sambil djari menutupi satu lobanghidung udara dihirup melalui lobang jang terbuka, Ulangilah ini beberapa kali, sambil me-nukar² jang ditutupi. Metode ini mentjegah buntunja lobang2-hidung itu.

Djika orang terganggu oleh penjakit dalam hidung, baik djuga menggunakan sedikit vaseline, misalnja vaseline-kamper atau obat2 sematjam itu.

Kita setjara pandjang-lebar membahas soal pernapasan melalui hidung ini, tak sadja karena penting bagi kesehatan, akan tetapi djuga karena bernapas melalui lobang-hidung adalah sjarat untuk melakukan latihan²-bernapas, jang dalam buku ini akan dibahas lebih landjut, dan karena bernapas melalui hidung merupakan salah satu pokok², jang mendjadi dasar Ilmupengetahuan Pernapasan para Yogi.

Kita sangat mengandjurkan kepada para pembatja, untuk bernapas melalui hidung dan djangan menganggap bab ini kurang penting adanja.

Kategori