Melaksanakan kemauan dan mengirimkan pikiran-pikiran telah mentjapai bentuk sempurna dalam telepati. Jang kita maksudkan bukanlah mempengaruhi orang dari dekat dengan arus-arus magnetis. Perkataan “Tele” berarti “djauh”. Telepati adalah mengirimkan pengaruh tenaga magnetis dari djarak djauh. Jakni suatu kegiatan, jang misalnja telah dilaksanakan oleh Gillbert dalam salah satu bab jang lalu, Jang aneh dalam hal ini ialah, bahwa Wanita-wanita petani, Ketika menerima perintah-perintah dan pikiran-pikiran itu dalam keadaan sakit, jakni hysteri. Itulah sebabnja, orang menghubungkan sifat-sifat luarbiasa dari djiwa dengan gedjala-gedjala hysteri.
Dalam karya Myers jang pernah kita sebu mengenai Peribadi Manusia, dinjatakan djuga banjak orang-orang jang menderita sakit hysteri setjara tak sehat menghanyutkan diri kedalam bawah sadarnja, jang lalu memiliki sifat-sifat, jang taka da pada orang-orang normal(waras). Akan tetapi, orang-orang sehatpun sering hanjut dalam bawah-sadar, jakni apabila ia tidur.
Kita sudah mengetahui kegiatan-kegiatan bawah-sadar seorang tidur djalan. Kita sekarang akan mengemukakan tjontoh dari kegaitan bawah-sadar, jang sebagai mimpi masuk kedalam alam kesadaran.
Prof. W. Romaine Newbald telah melukiskannja pandjang -lebar dalam duabelas “Proceedings” jang diterbitkan oleh Society for Psycical Research di London.
Dr. H.V. Hillprecht, seorang guru besar dalam Bahasa Asyria pada Universitias Pennsylvania berminggu-minggu lamanja asjik mentjoba membatja inskripsi Asyria jang tertulis diatas dua gumpalan agat. Guru besar itu tidak menghadapi inskripsi aselinja, akan tetapi hanja gambarnja jang telah dibuat oleh salah seorang anggauta ekspedisi-penggalian barang-barang purba. Gumpalan-gumpalan itu ditemukan dantara gumpalan-gumpalan lainnja dalam suatu petilasan kuil jang dipersembahkan kepada Dewa Bel, di Nippur. Dr. Hillprecht tak mampu membatja inskripsi itu , karena sepotonan-sepotongan huruf-huruf nja tak merupakan kata-kata(apalagi kalimat2) kamg berarto, dan tentu sadja ini sangat mengetjewakan hatinja. Karena letih disebabkan pemikirannja jang terlalu keras, maka sardjana ini pergi tidur. Mari kita ikuti, apa kata Dr. Hillprecht sendiri:
“ Kemudian saja mengalami suatu mimpi jang aneh sekali. Seorang paderi kurus dari Nippur purba, jang umurnja kira-kira empat puluh tahun dan mengenakan jubah pandjang, membimbing saja kedalam suatu bilik perbendaharaan kuil jang letaknja disebelah tenggara. Bersama-sama dengan saja ia masuk kedalam bilik, jang langit-langitnja pandjang dan tiada djendelanja satupun. Saja melihat suatu almari besar, jang dibuat dari kaju, dan sepotongan-sepotongan agat dan lazuli terserak-serak dilantai. Maka kata paderi itu kepada saja:
“Sepotongan-sepotongan agat, jang anda hendak lukiskan mempunjai sedjarah sebagai berikut. Radja Kurigalzu(1300 sb. Masehi) berdasarkan suatu djandji(sumpah) , mengirimkan beberapa benda kekkuil ini diantaranja ialah suatu tabung-sadjian terbuat dari agat. Sekonjong-konjong kami, para paderi, mendapat perintah untuk membuat beberapa subang(hiasan telinga) dari agat untuk Dewa Ninib, dan karena dalam kuil tiada batu-batu agat jang belum dipakai, kita takt ahu apa jang kita harus perbuat. Kita memutuskan untuk memotong tabung-sadjian Radja mendjadi tiga. Dua potongan pertama dibuat mendjadi subang bagi Dewa tersebut. Sambunglah kedua potong itu, dan anda akan menjaksikan kebenaran kata-kata saja. Subang ketiga jang belum ditemukan, tak akan pernah ditemukan.” Selesailah mimpi sardjana itu.
Guru besar itu paginja bangun keheran-heranan, dan terus mengudji kebenaran apa jang dimimpikan itu. Dan memang kedua potong agat itu ketika disambungkan, sungguh tepat mendjadi satu. Sekarang dalam sekedjap matai a bisa membatja inskripsi tersebut. Isinja merupakan suatu persembahan kepada Dewa Ninib, putera Dewa Bel.
Dalam mentafsirkan mimpi ini tak usah kita menghubungkannja dengan sautu jang bersifat adi-kodrati. Gurubesar itu sudah mengetahui, bagaimana rupa dan bentuk paderi Assyria, dan menjusun huruf-huruf juga diperlukan untuk membatja suatu inskripsi merupakan pekerdjaannja sehari-hari. Bawah sadarlah jang menjusun dan memasang mendjadi-satu kedua potong agat itu, dan oleh karena dalam bawah-sadarnja ada beratus-ratus matjam kombinasi-kombinasi(jang disusun oleh sardjana tersebut) , makai a segera memahami arti inskripsi itu. Dalam tidur, bawah-sadar merupakan tenaga jang berkuasa sekali, dan karena gurubesar itu mengadjukan pertanjaan jang mendesak sekali kepada bawah-sadar supaja mendapat djawaban, maka pikiran itu terdorong dekat-dekat pada ambang-kesadaran. Titik-hubungan dengan gambar paderi dan beberapa peristiwa-peristiwa lainnja tjukuplah untuk mendorong penemuan bawah-sadar ini keatas melewati ambang-kesadaran, djuga setelah ia bangun dari tidur.
Mendapatkan kekuatan dari bawah-sadar dipraktekkan oleh seniman-seniman, sardjana-sardjana dan pudjangga-pudjangga disegala zaman. Seorang ahli ilmu djiwa Perantjis, Dr. Chabaneix, mentjeritakan dalam tulisannja mengenai soal ini sebagai berikut:
“Sully Prudhomme menerangkan:” Kadang-kadang saja sekonjong-konjong mengerti suatu masalah ilmu-pasti, tanpa menggunakan kemauan sedikitpun dan tanpa memperhatikannja, padahal setahun jang lalu dengan sia-sia saja mentjoba memahaminja.
Arago berkata: “Daripada berpikir-pikir setjara susah pajah, maka saja terima sadja kebenaran suatu dalil, dan meskipun sebelum itu saja tak memahaminja, biasanja esok harinja dalil itu saja pahami sebaik-baiknja.”
De Musset, penjair Perantjis masjhur “Menganggap bahwa bakarnja adalah hasil dari suatu tenaga gaib, jang seolah-olah membisikkan sjair-sjair itu kedalam telinga-telinganja.”
Kita bisa memperluas peristiwa-peristiwa jang ditjatat oleh Dr. Chabaneix ini dengan tjontoh-tjontoh lainnja. Kisah terkenal dari sonata-iblis jang telah digubah oleh salah seorang pemain-biola masjhur,, dan diterimanja dalam suatu mimpi dari iblis, djuga berdasarkan kenjataan.
Djusteru diantara peminat-peminat music dan musikus-musikus terdapat banjak orang jang sebentar sebelum atau sesudah tidur mendengarkan nada-nada jang nikmat-indah. Jang menjebabkan ini ialah rasa-perasaan musical bawah-sadarnja, jang dalam kombinasi-kombinasi jang mengherankan melajang dibawah ambang-kesadaran. Ambang itu kita lewati apabila kita hampir hanjut kedalam keadaan tidur.
Semua sardjanan dan ahli-ahli ilmudjiwa sependapat bahwa inspirasi, jakni suatu pikiran jang kreatif, dalah tenaga jang timbul dari bawah-sadar.
Sajang pikiran-pikiran kreatif hanja dipunjai oleh beberapa orang sadja. Setiap orang memang pernah mendapat pikiran-pikiran atau pendapat-pendapat bagus, jang datang sekonjong-konjong, dan mereka segera menjangka bahwa pikiran-pikiran ini adalah pikiran-pikiran aseli. Maka alangkah kecewanja, ketika mengetahui bahwa pikiran-pikiran kita jang paling baru dan paling aseli sudah diutjapkan orang 2000 tahun jang lalu dengan tjara jang lebih djelas dan tegas!
Banjak kita mendjumpai dalam buku-buku atau risalah-risalah kalimat jang berbunji: “Dan dengan ini saja menarik kesimpuljan jang sama seperti Dr. X, jang mengadakan penjelidikan sendiri”
Lalu manakah sekarang jang dinamakan pikiran-pikiran jang aseli?
Ketjakapan atau bakat untuk mengemukakan pikiran-pikiran aseli ialah ketjakapan untuk menjadarkan kombinasi-kombinas jang tak-biasa, jang terdjadi karenan pengamat-amatan dan kesan-kesan dalam bawah-sadar. Ruangan terbatas dari pikiran sadar kita hanja memberi kemungkinan sedikit untuk mengadakan kombinasi-kombinasi, dan pula oleh karena hampir setiap orang mampu membentuk kombinasi-kombinasi dengan sadar, maka kembanjak orang tak begitu menghargai bentuk-bentuk jang sadar ini. Hanja hal-hal jang timbul dari dalam bawah-sadar jang memang lebih perasa terhadap getaran-getaran halus, jang tak disadarkan oleh indera-indera biasa kita, selalu menghasilkan kombinasi-kombinasi pikiran baru jang serba mengherankan, mengagumkan.
Orang-orang jang berbakat atau seniman-seniman sanggup melaksanakan ini.
Gedjala terkenal ialah seorang ahli pidato jang tampil dan tanpa membatja teks mengutjapkan pidato-pidato tjemerlang, akan tetapi jang kemudian ia sendiri tak ingat isinja. Djika ia diminta menuliskan lagi pidatonja, makai a tak akan bisa. Ahli pidato-pidato ini terutama sekali bekerdja dengan pikiran-pikiran jang mengalir dari bawah-sadarnja dalam kombinasi-kombinas jang sangat rumit dan pelik.
Henry Clay adalah anggauta kongres Amerika, jang terkenal karena pidato-pidatonja jang bersemangat. Salah seorang anggauta kongres lainnja memberanikan diri menjerang Clay setjara peribadi, jang ketika itu agak sakit. Orang mengira, bahwa ia tak akan mendjawabnya, akan tetapi Clay bangkit dari tempat duduknja dan membisikkan kata-kata kepada orang jang duduk di dekatnja: “Nanti hendaknja Saudara memberitahukan kepada saja, apabila saja sudah berbitjara duad jam, sebab kalau saja berbitjara lebih lama, sakit saja akan lebih parah. “Clay mulia mengutjapkan pidato dan meluntjurlah kata-kata indah dan hebat, sehingga mempesona para hadirin. Waktu setengah djam sduah lewat, temannja memberanikan diri menarik djasnja. Akan tetapi Clay tidak menghiraukannja, djuga setelah temannja mendjotos badannja. Achirnja temannja itu menusuknja dengan djarum pada pahanja, Ia terus berpidato selama dua Djam, kemudian menghempaskan diri di kursi dalam keadaan sangat letih, sambal memarahi temannja: “Mengapa Saudara tak menghentikan pidato saja?”
Itulah tenaga bawah sadar, jang mendesak Sebagian kesadaran dan jang menguasai sepenuhnja badan ahlipidato tersebut. Ketika ia sadar Kembali, Clay berasa letih sekali, akan tetapi selama ia berpidato perasaan-perasaan badaninja lenjap.
Disini kita berhadapan lagi dengan inspirasi sebagai tenaga dari bawah-sadar. Inspirasi ini bisa diperkembangkan, akan tetapi kita tak mengandjurkannja. Sebab, inspirasi adalah angan-angan jang kreatif. Akan tetapi apakah kita selalu mentjiptakan angan-angan jang baik? Tidak selalu, dan bahajanja ialah bahwa dalam hal inipun bawah sadar bisa menguasai kemauan dan kesadaran setjara sewenang-wenang.
Suatu bentuk inspirasi ialan menenggelamkan suatu pikiran kedalam bawah-sadar dengan pesan, bahwa anda akan mendapat kesan-kesan baru dari pikiran ini. Dalam beberapa hari timbullah gagasan-gagasan baru dari bawah-sadar dan apabila anda mau menuliskannja maka akan ternjata bahwa bawah-sadar ini adalah alat jang sungguh penurut.
Kita menganggap perlu memperingatkan para pembatja, bahwa djanganlah mereka terlalu sering mengadakan pertjobaan-pertjobaan dengan bawah-sadarnja. Seringkali bawah-sadar ini mendjadi sedemikian mahakuasanja, sehingga tak lajak disini kita mengatakan tentang “memasuk bawah sadar”, akan tetapi lebih tepat:” menenggelamkan diri dalam bawah-sadar”.
Orang jang belum pandai berena tak patut melontjat menenggelamkan diri kedalam danau jang dalam, sambal berkata: “Ah, saja nanti akann muntjul lagi.” Ini sangat berbahaja,. Bahaja jang demikian itu djuga mengantjam orang, jang mau terlalu asjik dengan hidup kedjiwaannja, Siapa jang bisa mendjamin, bahwa fantasi(chajalan) bawah -sadar melepaskan lagi kemauan dan kesadaran Anda, tanpa mengatjaukan bahkan merusak kedua alat kedjiwaan and aini?
Apakah anda suka terdjun, dengan risiko menghadapi bahaja maut?
Bagi orang-orang jang sehat dan bepikir sehat pula, bawah-sadar hanjalah merupakan tenaga-bantuan dan inspirasi lebih baik kita serahkan sadja kepada orang-orang jang memang setjara sungguh-sungguh mau memperkembangkan tenaga-tenaga djiwa ini.
Bahaja angan-angan jang kreatif terletak kepada kenjataan, bahwa angan0angan itu bisa melemahkan atau menundukkan samasekali kemauan kita. Kemauan lalu tak lagi mengawasi pengamat-amatan kita dengan tjara jang lajak, karena kemauan itu sudah melepaskan tugasnja, pada saat angan-angan kreatif mulia bekerdja, Daja pendapat mendjadi lemah, bahkan kadang-kadang tak ada harganja.
Hal ini dibuktikan oleh kehidupan para seniman dan sardjana.
Mereka sering harus berdjuang melawan hasrat mereka untuk mentjipta, dan inilah jang menjebabkan mereka dirundung oleh kesukaran-kesukaran.
Angan-angan kreatif bisa mengilhami mereka dengan pikira-pikiran jang meskipun salah namun sangat aktif dan kuat, sehingga mereka tak mampu melawannja. Bahkan kita bisa mendjadikan angan-angan ini sedemikian kuatnja, sehingga sjaraf-sjaraf mata dan sjaraf-sjaraf lainnja membangkitkan gambaran-gambaran jang aneh-aneh dalam otak, misalnja lukisan muka orang. Tentang ini, pada tahun 1691, ahli ilmualam jang masjhur, Newton, telah menulis keapda filsuf Inggeris Hohn Locke, jang maknanja adalah sebagai-berikut:
Pada suatu hari Newton memandang kedalam tjermin dan dengan mata kananja ia menatap bajangan matahari jang menjilaukan. Mata kanan Newton mendjadi sangat silau karenanja, dan akibatnja ialah bahwa matanja itu hampir buta. Beberapa waktu kemudian, ketika mata kanan itu sudah bisa melihat lagi, tiap-tiap benda Nampak kepadanja seperti dikelilingi oleh pinggiran jang bertjahaja. Ini suatu gedjala biasa jang tampak pada mata jang baru memandang tjahaja jang menjilaukan. Lingkaran-lingkaran tjahaja itu lambat-laun lenjap, akan tetapi Newton kemudian mengetahu bahwa ia bisa mentjiptakan gedjala ini semata-mata dengan kekuatan kemauannja.
Ia bisa “memerintahkan” lingkaran-lingkaran tjahaja itu supaja muntjul atau lenjap.
Ini adalah suatu peristiwa dimana angan-angan jang kreatif dengan menggunakan ingatan bisa mentjiptakan suatu bajangan chajal, akan tetapi disamping itu Newton mampu pula melenjapkan bajang ini sekehendak hatinja.
Newton mengulang-ulangi pertjobaan ini beberapa kali dalam suatu kamar gelap dan selain dengan mata kanan iapun bisa melakukannja dengan mata kiri, jang tak pernah kena silaunja sinar matahari.
Lalu, apa faedah penipuan diri sendiri ini? Sedikit faedahnja, akan tetapi banjak bahajanja. Setiap manusia pernah mentjiptakan angan-angan jang menjesatkan, dan setiap orang, seperti Newton, bisa membangkitkan kesan-kesan sjaraf dan chajalan jang sesungguhnja tidak ada. Akan tetapi apakah setiap orang bisa melenjapkan chajalan-chajalan jang sesungguhnja tidak ada. Akan tetapi apakah setiap orang bisa melenjapkan chajalan-chajalan ini dengan sekehendak hatinja? Saya kira tidak.
Memang dalam banjak hal bawah-sadar bisa menjembuhkan dirinja sendiri. Gedjala tjahaja jang lenjap dan timbul, terdjadi berturut-turut, berulang-ulang dalam pikiran kita. Dalam akal jang wadjar-biasa(normal), pikiran-pikiran jang lama berkuasa disiu, pada suatu waktu akan lenjap pula. Kita akan mengalamai pikiran-pikiran chajalan itu hilang, dan kelak kita akan mentertawakannja. Akan tetapi bagi akal jang kurang-sehat dan bagi orang-orang jang kemampuannja lemah, akibat-akibat dari pikiran-pikiran chajal ini sungguh berbahaja, terbukti dari banjaknja orang jang terpaksa dirawat dirumah sakit djiwa.
Achirnja pikiran jang waraspun sering dipengaruhi oleh chajalan setjara menjedihkan. Ada orang0orang jang tak pertjaja akan adanja makhluk-makhluk halus dan alam baka. Akan tetapi anehnja, orang-orang ini dalam gelap merasa takut, jakni takut akan makhluk-makhluk halus. Djin, sjaitan, entah apa lagi. Apabila ditanja apa sebabnja mereka takut, maka djawabnja negative: Tida tahu. Akal mereka mengatakan, bahwa taka da djin-sjaitan, akan tetapi dalam bawah sadarnja masih ada berbagai perasaan-perasaan tjemas-takut, jang erat hubungannja dengan kepertjajaan akan makhluk-makhluk adikodrati. Pikiran-pikiran dari bwah-sadar dalam gelap bisa mendesak akal-sehat, sehingga akal sehat ini tak berdaja lagi.
Biasanja pikiran=pikiran takut ini berasal dari masa kanak-kanak, keitak oprangtua menakut-nakuti mereka dengan djin dan sjaitan, suapaja mereka tidak nakal. SEtjara sembunji-sembunji perasaan-perasaan ini hidup terus, sehingga menimbulkan peristiwa aneh, dimana seorang materialis(jang tak pertjaja adanja djiwa) takut akan genderuwo.
Bawalah materialis demikian itu kedalam lingkungan kaum spiritis(mereka jang berusaha berhubungan dengan makhluk-makhluk halus), maka besar kemungkinan mereka akan berobah medjadi seorang penganut spiritisme jang fanatik sekali, karena pikiran-pikiran chajal jang berasal dari masa kanak-kanak nja bekerdjasama dengan gagasan-gagasan tentang spiritisme, sehingga akal mereka dipengaruhi dan dikuasai oleh pikiran-pikiran gelap jang timbul dari bawah-sadar. Maka terdjadilah perobahan besar dalam sikap mereka.
(Hendaknja para pembatja maklum, bahwa disini kit amengambil tjontoh kaum materialis dan spiritis, tanpa ada maksud untuk mebenarkan atau menjalahkan pandangan hidup mereka).
Djadi ini bukanlah suatu kegiatan akal ataupun kemauan, akan tetapi akibat dari angan-angan hajalan jang berdjalan dengan kesan-kesan sugestif, dllnja.
Sekarang kita meninggalkan hal-hal mengenai inspirassi dan chajalan-chajalan jang menjesatkan, untuk pindah ke bidang telepati, jang dalam bentuk sederhana bisa dipraktekkan dalam hidup sehari-hari.